Selasa, 27 Juli 2021

Motor bakar ialah motor yang menggunakan energi thermal dari proses pembakaran untuk melaksanakan kerja mekanik.

Proses pembakaran dapat terjadi dikala beberapa patokan sudah tercukupi ialah adanya materi bakar, oksigen (udara) dan adanya panas atau api.

Dari energi panas (thermal) yang dihasilkan oleh proses pembakaran tersebut akan dirubah menjadi energi mekanik oleh motor bakar.

A. Motor bakar berdasarkan letak pembakarannya
Berdasarkan dari letak pembakaran maka motor bakar dibagi menjadi dua jenis, ialah motor bakar pembakaran luar (External Combustion Engine) dan motor bakar pembaran dalam (Internal Combustion Engine).

Motor bakar pembakaran luar
Motor bakar pembakaran luar merupakan jenis motor bakar yang letak pembakarannya terjadi diluar silinder (mesin) sehingga proses pembakarannya memerlukan mesin tersendiri.

Panas dari hasil pembakarannya tidak akan langsung dirubah menjadi energi gerak, tetapi terlebih dahulu lewat media penghantar dan gres lalu akan dirubah menjadi energi mekanik.

Contoh motor bakar pembakaran luar diantaranya ialah mesin turbin uap, ketel uap, torak uap dan lain sebagainya.

Motor bakar pembakaran dalam

 Motor bakar pembakaran dalam ialah jenis motor bakar yang proses pembakarannya terjadi di dalam selinder (mesin) itu sendiri sehingga panas hasil pembakaran akan langsung dirubah menjadi energi mekanik.

Contoh motor bakar pembakaran dalam ini diantaranya ialah motor bensin dan motor diesel. Pada lazimnya , kendaraan bermotor lebih banyak menggunakan motor bakar pembakaran dalam sebab motor bakar pembakaran dalam memiliki banyak keunggulan daripada mtor bakar pembakaran luar, diantaranya yaitu :

  • Konstruksi mesin yang lebih sederhana dan lebih kecil.
  • Lebih efisien dan ekonomis dalam penggunaan bahan bakarnya.
  • Berat tiap satuan tenaga mekanisnya lebih kecil.
B. Motor bakar menurut susunan silindernya
Pada motor bakar dengan jumlah silindernya lebih dari satu maka dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam berdasarkan susunan silindernya, yaitu tipe in-line, tipe V dan tipe horizontal berlawanan

Tipe in-line
Pada motor bakar menurut susunan silinder tipe in-line, susunan silindernya disusun dalam satu baris

Tipe V
Pada motor bakar berdasarkan susunan silinder tipe V, susunan silinder-silindernya benbentuk V (V shape) sehingga memungkinkan panjang mesin dan tinggi mesin mampu dikurangi.

Tipe horizontal bertentangan
Pada motor bakar berdasarkan susunan silinder tipe horizontal bertentangan, susunan silinder-silindernya disusun secara horizontal dan saling berlawanan satu dengan yang lain.

 C. Motor bakar menurut langkah satu siklus kerja
Motor bakar berdasarkan jumlah langkah persiklus kerjanya dapat dibagi menjadi dua jenis, ialah motor bakar 2 tak (2 langkah) dan motor bakar 4 tak (4 langkah).

Motor bakar 2 tak
Motor bakar 2 tak merupakan motor bakar yang menuntaskan satu siklus kerjanya dalam dua langkah piston atau satu putaran poros engkol.


Motor bakar 4 tak
Motor bakar 4 tak merupakan motor bakar yang menyelesaikan satu siklus kerjanya dalam empat langkah atau dua kali putaran poros engkol.
















 

Apakah Motor Bakar?

Dwell meter dan tacho meter ialah bab dari peralatan atau alat ukur elektrik alasannya alat ini dapat digunakan kalau ada sumber listrik (membutuhkan energi listrik).
Dwell meter berfungsi untuk mengukur sudut dwell pada sebuah kendaraan. Sudut dwell mampu diartikan dengan sudut lamanya platina menutup atau lamanya arus primer koil mengalir. Sedangkan tacho meter berfungsi untuk mengukur kecepatan putaran (RPM) mesin.
Biasanya antara alat ukur dwell meter dan tacho meter dijadikan satu kesatuan, untuk lebih jelasnya tentang alat ukur ini perhatikan gambar di bawah ini :

Pada alat ukur dwell tacho meter di atas berisikan dua buah kabel adalah kabel warna merah dan kabel warna hitam. Kabel warna merah digunakan untuk mengukur signal tegangan sedangkan kabel warna hitam diposisikan ke massa atau negatif baterai).
Selain itu, terdapat skala ukuran dan jarum penunjuk, selektor untuk memilih dwell atau tacho serta sekrup penyetel untuk melaksanakan set “0”.

Cara menggunakan dwell meter
  1. Siapkan alat dwell tacho meter, lalu tempatkan saklar atau selektor ke arah dwell (untuk mengukur sudut dwell).
  2. Lakukan set “0” jarum penanda dengan memutar sektup penyetel.
  3. Pasang dwell meter, kabel warna merah ditempatkan ke negatif coil atau terminal pada biro dan kabel warna hitam diposisikan ke massa atau ground (negatif baterai)
  4.  Hidupkan mesin dan bacalah hasil pengukuran sudut dwell pada alat ukur.
  5. Baca sesuai angka yang ditunjukkan oleh jarum pununjuk (pointer) sesuai dengan jumlah silinder mesin, pada alat ukur ini terdapat dua skala jumlah silinder ialah 6 dan 8 silinder, kalau yang diukur adalah mesin dengan 4 silinder maka gunakan skala pada alat ukur di 8 silinder, baca hasil pengukuran lalu kalikan 2.




Cara menggunakan tacho meter
  1. Siapkan alat dwell tacho meter, kemudian tempatkan saklar atau selektor ke arah tacho (untuk mengukur RPM mesin).
  2. Lakukan set “0” jaru penunjuk dengan memutarkan sektrup penyetel.
  3. Pasang tacho meter, kabel warna merah ditempatkan ke negatif coil atau terminal pada biro dan kabel warna hitam diposisikan ke massa atau ground (negatif baterai).
  4. Hidupkan mesin dan bacalah hasil pengukuran RPM mesin pada alat ukur.
  5. Untuk RPM, angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk (pointer) jadinya dikalikan 100. Apabila mesin tersebut mempunyai 4 silinder maka kerjakan pembacaan pada alat ukur di skala 8 silinder, tetapi hasil pembacaan di kalikan 2.

Fungsi Dwell Dan Tacho Meter Serta Cara Penggunaannya

Hydrometer adalah sebuah alat yang digunakan di bidang otomotif untuk melaksanakan pengukuran berat jenis elektrolit pada baterai.
Komponen-bagian yang terdapat pada hydrometer terdiri dari dua bagian utama ialah bagian gelas kaca yang digunakan untuk menampung cairan elektrolit dan satu lagi bab pelampung yang berada di dalam gelas. Pada pelampung ini terdapat skala ukuran berat jenis elektrolit. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :
 
 
Cara penggunaan hydrometer
  • Buka semua tutup sel baterai dan masukkan alat ukur hydrometer ke dalam masing-masing sel baterai lalu tekan pipet untuk menghisap elektrolit ke dalam gelas beling.
  • Setelah itu, periksa elektrolit yang masuk ke dalam tabung kaca hydrometer.
  • Setelah itu kerjakan pembacaan pada skala yang berada pada pelampung hydrometer.   
 
 Pada gambar diatas, gambar paling kiri ( tanda O ) memperlihatkan cara pengukuran yang benar sedangkan gambar lainnya ( tanda X ) menunjukkan cara pengukuran yang salah
 
 Pembacaan pada hydrometer dikerjakan secara tegak lurus, sejajar atau lurus dengan mata. Jika pembacaan hydrometer tidak dikerjakan secara sejajar maka dapat mensugesti hasil pembacaan yang salah atau tidak valid
 
 
Skala yang terdapat pada pelampung di dalam gelas hydrometer berisikan :
  • Warna merah dengan skala antara 1.100 – 1.220
  • Warna putih dengan skala antara 1.220 – 1.250
  • Warna hijau dengan skala antara 1.250 – 1.300

Nilai patokan berat jenis elektrolit yaitu antara 1.250 – 1.280 pada temperatur 200 C. Bila berat jenis memperlihatkan skala 1.220 (pada warna merah) artinya baterai kelemahan arus dan mesti dilakukan pengisian.

Fungsi Hydrometer Dan Cara Penggunaannya

Compression tester atau alat tes kompresi ialah salah satu dari macam-macam alat ukur yang sering digunakan saat servis kendaraan.
Compression tester berfungsi untuk mengetahui besarnya tekanan kompresi pada tiap silinder di mesin.
Alat ini sering sekali digunakan oleh mekanik ketika melaksanakan servis kendaraan atau saat melakukan diagnosa dilema mesin ketika tenaga yang dihasilkan mesin kurang optimal.
Compression tester yang digunakan untuk mengukur tekanan kompresi pada mesin bensin dan mesin diesel berlainan jenisnya.
Pada compression tester dilengkapi dengan manometer yang berfungsi untuk mengenali berapa besar tekanan kompresi pada silinder ketika dikerjakan tes tekanan kompresi.



 Didalam manometer terdapat jarum penanda dan skala ukuran. Skala ukuran pada manometer memiliki beberapa skala ukuran contohnya satuan tekanan dalam Psi, bar, kPa atau kg/cm2.

Prosedur penggunaan compression tester untuk mengukur tekanan kompresi pada silinder :
  1. Lepas kabel tegangan tinggi busi dan kabel tegangan tinggi koil.
  2. Hubungkan kabel tegangan tinggi koil ke massa. Hal tersebut untuk menghindari biar tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil pengapian tidak mengalir ke tubuh kita.
  3. Lepas semua busi yang ada pada tiap silinder (untuk mesin yang memiliki beberapa silinder).
  4. Masukkan ujung selang dari compression tester ke lubang busi.
  5. Buka katup gas sarat .
  6. Starter mesin kurang lebih 10 hingga 15 detik.
  7. Baca tekanan kompresi pada manometer alat ukur.
  8. Bandingkan tekanan kompresi hasil pengukuran dengan tekanan kompresi spesifikasi.
  9. Lakukan pengukuran tekanan kompresi pada semua silinder mesin.
  10. Setelah selasai melakukan tes kompresi, lepas compression tester dan hilangkan tekanan pada compression tester dengan menekan tombol (pressure release button) untuk menetralisir tekanan.
  11. Setelah itu, pasang kembali busi, kabel tegangan busi dan kabel tegangan tinggi koil dengan benar.

Jika disaat melakukan tekanan kompresi ternyata tekanan kompresi kurang dari nilai spesifikasinya maka carilah penyebab terjadninya kebocoran kompresi tersebut.
Kobocoran kompresi mampu disebabkan alasannya adalah katup-katup yang tidak rapat, paking kepala silinder yang telah rusak, ring piston patah, terdapat ukiran pada dinding silinder dan lain sebagainya.










Fungsi Compression Tester Dan Cara Menggunakannya

Timing light berfungsi untuk mengusut dikala terjadinya pengapian atau ketika busi memercikkan bunga api, sehingga dari hasil pemeriksaan tersebut nantinya mampu dikenali apakah dikala pengapian telah tepat atau terlalu maju atau terlalu mundur.
Apabila dikenali ternyata hasil investigasi dikala pengapian terlalu maju atau terlalu mundur dari spesifikasi kendaraan tersebut maka dapat dilaksanakan tindakan selanjutnya ialah melakukan penyetelan saat pengapian.
Cara kerja dari timing light yaitu mendeteksi tegangan induksi dari koil pengapian yang menuju ke busi.
Alat ukur timing light mirip dengan suatu senter, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Dari gambar di atas, terdapat dua jenis timing light menurut jumlah kabelnya, yaitu timing light dengan 3 kabel dan timing light dengan 1 kabel.
Timing ligt dengan 3 kabel terdiri dari kabel warna merah (untuk tegangan positif), kabel warna hitam (untuk tegangan negatif) dan kabel pemicu. Sedangkan timing light dengan 1 kabel, cuma terdapat kabel pemicu saja.
Kabel warna merah dan hitam pada timing light dengan 3 kabel dipakai untuk menghubungkan timing light dengan sumber listrik, sedangkan pada timing light dengan 1 kabel, didalam timing light tersebut telah dilengkapi dengan baterai sebagai sumber listrik untuk timing light.
Cara memakai timing light
  1. Siapkan alat ukur timing light.
  2. Hidupkan mesin dan tunggu hingga panas mesin mencapai temperatur kerjanya.
  3. Pastikan mesin dalam kondisi stasioner pada RPM 750 – 800 untuk mesin dengan 4 silinder (untuk lebih tepatnya lihat buku manual kendaraan tersebut). Apabila RPM mesin tinggi maka governor advancer telah melakukan pekerjaan untuk memajukan dikala pengapian sehingga investigasi saat pengapian menjadi tidak sempurna.
  4. Lepas selang vakum dari distributor dan lalu sumbat selang vakum tersebut. Apabila selang vakum dalam keadaan terpasang maka vacum advancer dalam keadaan melakukan pekerjaan untuk memajukan pengapian.
  5. Pasang timing light, pada timing light dengan tiga kabel maka kabel merah dipasangkan ke positif baterai atau faktual koil dan kabel hitam ke negatif baterai (massa) serta kabel pemicu dipasang ke kabel busi no 1. Pemasangan kabel pemicu dihentikan terbalik, tanda panah pada kabel pemicu harus menghadap ke arah busi, kalau pemasangannya terbalik maka dapat menciptakan hasil investigasi tidak tepat.
  6. Pada timing light dengan satu kabel, adalah satu kabel pemicu saja maka kabel pemicu eksklusif dipasangkan ke kabel busi no 1 dengan cara yang sama.
  7. Tekan tombol power pada timing light dan arahkan timing light ke puli poros engkol lalu periksaa kapan waktu pengapian terjadi.tepatnya lihat buku manual kendaraan tersebut).
  8. Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan nilai spesifikasinya maka lakukan penyetelan.
  9. Setelah akhir melakukan pemeriksaan, lepas timing light dan pasang kembali selang vakum pada distributor.





Fungsi Timing Light Dan Cara Penggunaannya

Cara Kerja Sistem Ac Mobil

Sistem kerja Air Conditioner pada mobil atau prinsip serta cara kerja ac mobil yakni dengan cara mensirkulasikan refrigerant atau freon pada unsur ac mobil yang ialah sirkulasi tertutup ketika ac kendaraan beroda empat dinyalakan.


Siklus ac mobil atau sirkulasi refrigerant pada metode ac kendaraan beroda empat mampu di lihat pada gambar di atas yang bisa di jelaskan sebagai berikut:
  1. Kompressor ac berputar menghisap freon pada segi tekanan rendah dan memompa gas refrigerant menuju kondensor ac dalam keadaan bertekanan dan bertemperatur tinggi, selanjutnya freon yang bertekanan tinggi dan berupa gas di rubah menjadi cair oleh kondensor ac.
  2. Freon yang berupa cair melewati receiver drier untuk di saring atau difilter jika terdapat kotoran
  3. Setelah melalui receiver drier freon cair bertekanan tinggi menuju expansi valve melewati saluran sempit pada expansi valve dan di kabutkan  pada evaporator atau di rubah wujudnya dari cair menjadi gas.
  4. Dari evaporator berikutnya gas refrigerant atau freon kembali dihisap oleh kompressor dan siklus berulang dari awal.

Berikut adalah Komponen ac kendaraan beroda empat beserta Fungsinya:
.
Pada metode AC, kompresor berfungsi selaku pompa yang berguna untuk mensirkulasikan refrigerant (freon) pada sistem. Refrigerant akan dihisap oleh kompresor kemudian refrigerant akan ditekan oleh kompresor untuk bersirkulasi ke seluruh sistem. Refrigerant yang keluar dari kompresor akan memiliki tekanan yang tinggi, berbentuk gas dan bertempretur tinggi. Kompresor sendiri pada tata cara AC terdapat beberapa tipe adalah tipe reciprocating dan tipe rotary. Pada kompresor tipe reciprocating dibagi lagi menjadi 2 yaitu tipe swash dan tipe crank. Sedangkan untuk kompresor tipe rotary yakni memakai jenis trough vane. Pada kompresor AC terdapat kopling magnet yang berfungsi untuk menghubungkan dan menetapkan putaran mesin ke kompressor. Ketika AC on maka kopling magnet akan menghubungkan putaran mesin ke kompressor dan saat AC off maka putaran dari mesin akan terputus sehingga tidak terhubung ke kompressor.



Pada metode AC, kondensor berfungsi untuk mendinginkan gas refrigerant atau freon yang mempunyai tekanan tinggi dan temperatur tinggi sesudah melalui kompresor. Pada condensor, refrigerant akan mengalami proses kondensasi yang menyebabkan terjadinya pergantian bentuk refrigerant, dari bentuk gas menjadi bentuk cair. Semakin besar panas yang dikeluarkan oleh kondensor maka makin baik pula imbas pendinginan pada evaporator.

 3. Receiver dryer – refrigerant cair dari kondensor ac masuk ke inlet receiver drier melewati deciscant atau filter untuk menyaring jika terdapat kotoran. Beberapa sistem ac mobil tidak di butuhkan receiver drier sebab proses pelepasan panas atau pendinginan yang baik terjadi di kondensor sehingga proses kondensasi di kondensor terjadi dengan sempurna. Bentuk serta tipe drier juga beragam, ada yang terpisah dengan kondensor atau pun menjadi satu dengan kondensor.



 Setelah refrigerant atau freon melewati kondensor maka akan menuju ke receiver dryer. Fungsi receiver dryer pada tata cara AC ialah untuk menyaring kotoran dan menyerap air yang terbawa oleh refrigerant. Pada receiver dryer terdapat 2 bagian adalah filter dan desiccant. Filter pada receiver dryer berfungsi untuk menyaring kotoran yang terbawa oleh refrigerant sedangkan untuk desiccant pada receiver dryer berfungsi untuk menyerap air yang terbawa oleh refrigerant.  Kenapa air dihentikan ada di metode AC ? Jawabannya yaitu bila pada tata cara AC terdapat air maka air tersebut dapat membeku di expansion valve sehingga akan mengusik kinerja dari metode AC alasannya es tersebut akan menghalangi atau menutupi akses-susukan pada expansion valve. Pada receiver dryer juga dilengkapi dengan sight glass (kaca pengintai) yang berfungsi untuk menyaksikan (memeriksa) jumlah refrigerant yang ada pada metode AC selama metode AC bekerja.



Evaporator
Setelah refrigerant melalui katup ekspansi maka selnjutnya akan menuju ke evaporator. Evaporator pada metode AC memiliki fungsi kebalikan dari unsur kondensor. Fungsi dari evaporator yakni untuk menyerap panas, refrigerant yang melalui evaporator ini akan menyerap panas dari udara yang dihembuskan oleh bagian blower. Sehingga udara yang dihembuskan oleh blower sehabis melalui evaporator akan bersuhu dingin. Karena refrigerant tadi menyerap panas dari udara maka bentuk refrigerant sehabis keluar dari evaporator akan berubah dari yang berupa patikel-partikel kecil menjadi gas.



Heater Unit merupakan penghangat atau menghembuskan udara panas saat angin blower melalui heater, heater menerima panas dari terusan air pendingin mesin atau air radiator. Heater Unit pada ac kendaraan beroda empat banyak didapatkan pada kendaraan yang diperuntukan untuk pemakaian kendaraan beroda empat di daerah cuek.


Kipas kondensor
Kipas kondensor berfungsi untuk menghembuskan udara melalui kondensor sehingga terjadi proses absorpsi panas di kondensor.

Blower
Blower berfungsi untuk menghembuskan udara melalui evaporator dan lalu udara yang sudah melewati evaporator akan dikirim ke dalam ruangan kendaraan beroda empat.

Refrigerant
Refrigerant atau freon merupakan zat yang sungguh meudah menguap dan fungsi dari refrigerant yakni selaku penghantar panas di dalam sirkulasi metode AC.









Komponen Ac Dan Cara Kerjanya

Salah satu komponen pada tata cara pendingin AC kendaraan beroda empat adalah evaporator. Evaporator ini terletak diantara katup perluasan (expansion valve) dan kompresor AC. Refrigerant atau freon yang sudah dikabutkan oleh katup perluasan akan mempunyai temperatur serta tekanan yang rendah. Refirgerant ini kemudian akan disalurkan menuju ke evaporator.

Pada dasarnya fungsi dari evaporator adalah kebalikan dari fungsi kondensor AC. Apabila kondensor AC berfungsi untuk menyerap panas dari refrigerant lalu dibuang ke udara, namun pada evaporator berfungsi untuk menyerap panas dari udara dan disalurkan ke refrigerant.
Secara mudahnya, evaporator akan menyerap panas yang dibawa oleh udara sehingga udara setelah melalui evaporator menjadi hambar. Agar udara mampu melewati evaporator ini maka blower memiliki peran yang penting untuk menghembuskan udara menuju ke evaporator.

Jumlah panas dari udara yang diserap oleh evaporator jumlahnya akan sama dengan jumlah panas yang dibuang ke udara pada kondensor AC.

Jika panas udara yang diserap oleh evaporator tidak sama dengan panas yang dibuang ke udara pada kondensor AC maka pada metode AC terjadi gangguan. Gangguan pada tata cara AC ini dapat menimbulkan metode AC menjadi tidak dingin.
Evaporator kebanyakan terbuat dari materi alumunium, beberpa tipe evaporator menurut kontruksinya antara lain tipe plate fin, tipe serpentine fin dan tipe drawn cup.
 
 

Konstruksi evaporator memang sederhana tetapi evaporator ini memiliki peran yang sungguh penting pada sistem pendingin AC. Evaporator ini ditaruh pada metode AC di operasi suhu rendah. Oleh alasannya itu pembekuan atau terjadinya pembentukan es sering terjadi pada bab evaporator ini, lebih tepatnya pada bab sirip (fin).
Ketika udara hangat menyentuh sirip-sirip evaporator dan menjadi cuek hingga di bawah temperatur pengembunan maka uap air yang terbawa oleh udara akan mengembun dan melekat pada bab sirip-sirip evaporator ini. Apabila bagian sirip telah acuh taacuh dan meraih temperatur di bawah 0o C maka dapat menimbulkan embunan yang melekat pada sirip-sirip evaporator akan menjelma es.
Apabila terjadi es pada sirip-sirip pendingin ini maka akan mengganggu proses pemindahan panas dari udara menuju evaporator sehingga efisiensi pemindahan panas akan menurun. Pada dikala ini proses pendinginan akan terusik atau menurun dan fatwa udara yang melewati evaporator juga akan terusik.
Gangguan yang sering terjadi pada evaporator yang lain yaitu sirip-sirip evaporator kotor. Apabila sirip-sirip evaporator kotor maka anutan udara juga akan terusik sehingga metode pendingin menjadi tidakk acuh taacuh. Selain itu, kotoran yang terdapat pada sirip-sirip evaporator juga dapat mengakibatkan udara yang melalui evaporator menjadi berbau.
Untuk menangani beberapa dilema tersebut maka evaporator harus sering dicek dari kemungkinan sirip-siripnya kotor. Pada kendaraan-kendaraan terbaru, untuk mencegah terjadinya kotoran yang menumpuk pada sirip-sirip evaporator yang disebabkan debu yang terbawa oleh udara maka pada tata cara AC dilengkapi dengan filter udara (filter AC). Filter udara ini berfungsi untuk menyaring kotoran yang terbawa udara sehingga udara yang mau melalui evaporator sudah dalam bentuk udara higienis.





Fungsi Evaporator Pada Tata Cara Ac Mobil